Menyusui Bayi dengan Kolik
Selain kolik yang mungkin dapat dialami setiap bayi, ada tiga situasi yang diketahui pada bayi ASI yang dapat mengakibatkan kerewelan atau kolik. Sekali lagi, diasumsikan bahwa bayi memiliki pertambahan berat badan yang baik dan sehat.
Menyusu pada kedua payudara di setiap menyusui atau menyusu hanya satu payudara pada setiap menyusui
ASI berubah-ubah saat menyusui. Salah satu yang paling umum adalah perubahan jumlah lemak yang terus meningkat saat bayi mengosongkan atau menghisap ASI pada payudara. Jika ibu memindahkan bayi secara otomatis dari satu payudara ke payudara yang lainnya saat menyusui, sebelum si bayi “selesai” menyusu pada payudara sebelumnya, bayi mungkin saja mendapatkan jumlah lemak yang relatif kurang saat menyusu. Hal ini mengakibatkan bayi kurang mendapatkan kalori, sehingga jadi lebih sering menyusu. Jika bayi minum terlalu banyak ASI (untuk menggantikan kalori yang kurang), ia bisa muntah. Karena jumlah lemak yang relatif sedikit akan diserap lambung begitu cepat, perut cepat kosong, dan jumlah gula susu (laktosa) yang cukup banyak akan tiba di usus sekaligus. Enzim yang berfungsi untuk mencerna gula (laktase) tersebut kemungkinan tidak dapat menangani sekian banyak gula susu sehingga bayi mengalami gejala intoleransi laktosa (bayi menangis, buang angin, kembung, BAB hijau dan berair). Hal ini dapat terjadi bahkan saat menyusu. Bayi-bayi ini tidak sedang mengalami intoleransi laktosa. Mereka memiliki masalah dengan laktosa karena kurangnya informasi yang ibu dapat mengenai menyusui. Ini bukan alasan untuk beralih ke susu formula bebas laktosa.
Apa itu Kolik? Dan Apa Penyebabnya?
Kolik berasal dari kata dalam bahasa Yunani, kolikos, yang bermaksud usus. Kolik berhubungan dengan ketidakmampuan sistem pencernaan bayi untuk mencerna makanannya.
Apabila Bayi Mengalami Kolik
* Tangisan yang lebih keras daripada kebiasaanya dan berpanjangan.
* Ketika menangis, dia kelihatan seperti membongkokkan badannya; menggenggam tangannya, dan menarik kedua kakinya ke perut.
* Mukanya merah ketika dia menangis atau menggeliat.
* Selalu ingin minum. Seperti tidak kenyang, padahal baru sahaja memberi ASI.
Adakah bayi yang diberikan susu formula lebih mudah mengalami kolik dibanding ASI?
Tidak selalu. Memang ada kemungkinan usus bayi menjadi peka terhadap susu formula , tapi bayi yang diberi ASI pun boleh terkena kolik. Pada bayi yang diberi ASI, kolik boleh terjadi kerana makanan yang diambil ibunya. Ibu yang menyusui sangat tidak digalakkan meminum susu lembu, atau makanan-makanan seperti kubis, brokoli, makanan pedas, coklat dan juga minuman yang mengandung caffeine dan alkohol.
Adakah bayi kesakitan kerana kolik?
Bayi yang terkena kolik akan merasa tidak selesa. Namun demikian, sebahagian besar doktor mengatakan bahawa "penderitaan" ibubapa yang melihat anaknya tidak henti menangis lebih besar dibandingkan dengan rasa sakit yang dirasakan bayi itu sendiri. Kolik boleh bertahan sampai usia bayi 3-4 bulan (sampai sistem pencernaannya kuat), tapi yang pasti kolik akan hilang. Dan kolik tidak mengganggu pertambahan berat badan pada bayi.
Bagaimana mengatasi bayi kolik?
1. Konsultasi dengan konselor laktasi dan dokter anak. Bila tidak ditemukan kelainan organik yang berbahaya, maka pikirkan penyebabnya adalah kolik.
2. Tenangkan bayi
Cara terbaik menenangkan bayi menangis adalah mendekapnya erat-erat, dengan gerakan dan tekanan lembut pada perutnya. Bisa juga dengan cara menggendong bayi tegak lurus, pada posisi duduk atau tegak lurus pada bahunya (tidak perlu dilakukan rutin, hanya bila bayi kolik). Peran Papa penting disini untuk menenangkan bayi, sambil diajak berjalan-jalan di sekitar rumah.
3. Perhatikan teknik menyusui
a. Pastikan bayi menyusu dengan perlekatan yang benar, agar foremilk sampai hindmilk didapatkan dengan sempurna. Jika Mama masih mengalami masalah dalam memosisikan bayi untuk menyusu dengan perlekatan yang benar, segera konsultasi dengan konselor laktasi.
b. Hindari menentukan jadwal pemberian ASI. Biarkan bayi menyusu sesuai kebutuhannya (on demand).
c. Biarkan bayi menyusu sampai tuntas pada satu payudara. Hal ini dapat dilihat dari bayi melepaskan sendiri payudara, tampak tenang dan kenyang atau tertidur. Jika bayi cenderung “ngempeng” di akhir, berikan tekanan ringan di payudara, jika bayi tidak menghisap berarti ia sudah kenyang, jika bayi langsung menghisap dengan kuat berari masih mau menyusu. Jika bayi sudah kenyang, lepaskan perlahan, dengan menaruh jari kelingking Mama di sudut mulut bayi.
d. Jika bayi masih lapar setelah selesai menyusu di 1 payudara (bisa saat growth spurt), susui di payudara sebelahnya. Sebaiknya tidak mencegah bayi untuk menyusu di payudara berikutnya bila ia masih lapar.
e. Jika bayi melepas payudara tiba-tiba karena aliran ASI yang deras, coba posisi menyusui berbaring seperti posisi IMD (inisiasi menyusu dini), dimana Mama berbaring telentang, bayi tengkurap di atas dada Mama. Bisa juga coba kembali susui bayi dengan perlekatan baik, kedua jari Mama (jari telunjuk dan jari tengah) menyerupai gunting tekan di atas areola untuk memperlambat aliran ASI yang deras.
f. Menyusui bayi dalam suasana nyaman, rileks. Lampu temaram, musik klasik yang menenangkan dapat menciptakan suasana kondusif yang nyaman untuk bayi.
4. Perhatikan diet
Kasus kolik pada bayi dapat disebabkan oleh alergi terhadap protein susu sapi yang didapat dari makanan ibu. Mama dapat pantang makanan dairy product yang mengandung protein susu sapi seperti keju, yoghurt, susu, dll. Coba pantang selama 7-10 hari. Bila kemudian kondisi bayi ternyata membaik, maka diet ibu yang bebas susu sapi harus terus dipertahankan selama 3-4 minggu atau mungkin lebih. Namun, bila dengan cara ini ternyata kolik pada bayi tidak mereda dalam waktu 4-5 hari, maka Mama dapat kembali ke diet semula. Karena berarti kolik itu bukan disebabkan oleh diet ibu.
5. Pijat bayi untuk bayi kolik. Lakukan pijatan ringan, bisa belajar di beberapa video pijat bayi dengan sumber terpercaya, dengan bidan atau konselor laktasi.
6. Susu formula bukan solusi dari masalah bayi kolik
Susu formula hanya akan menambah masalah gangguan pencernaan pada bayi sehat yang semula asi eksklusif mengalami kolik.
7. Dukungan suami dan keluarga
Dukungan suami penting disini, diharapkan keluarga yang tinggal serumah tenang dalam menghadapi bayi kolik. Mama bisa sharing masalah ini dengan teman-teman seperjuangan yang pernah mengalami masalah kolik pada bayinya.
Kolik tidak menyebabkan kerusakan besar bagi kesehatan anak-anak kecil. Hal ini tidak akan mempengaruhi kesehatan fisik, kesehatan mental atau kepribadian di masa depan. Sebagai orang tua, Anda tidak perlu merasa kesal dan menganggap bahwa bayi anda menangis begitu banyak karena Anda tidak mengambil perhatian baik dari dia. Pada tahap ini, ibu bayi harus menenangkan kecemasannya agar tidak mengganggu bayi dan memperburuk masalah.
sebelumnya
Selain kolik yang mungkin dapat dialami setiap bayi, ada tiga situasi yang diketahui pada bayi ASI yang dapat mengakibatkan kerewelan atau kolik. Sekali lagi, diasumsikan bahwa bayi memiliki pertambahan berat badan yang baik dan sehat.
Menyusu pada kedua payudara di setiap menyusui atau menyusu hanya satu payudara pada setiap menyusui
ASI berubah-ubah saat menyusui. Salah satu yang paling umum adalah perubahan jumlah lemak yang terus meningkat saat bayi mengosongkan atau menghisap ASI pada payudara. Jika ibu memindahkan bayi secara otomatis dari satu payudara ke payudara yang lainnya saat menyusui, sebelum si bayi “selesai” menyusu pada payudara sebelumnya, bayi mungkin saja mendapatkan jumlah lemak yang relatif kurang saat menyusu. Hal ini mengakibatkan bayi kurang mendapatkan kalori, sehingga jadi lebih sering menyusu. Jika bayi minum terlalu banyak ASI (untuk menggantikan kalori yang kurang), ia bisa muntah. Karena jumlah lemak yang relatif sedikit akan diserap lambung begitu cepat, perut cepat kosong, dan jumlah gula susu (laktosa) yang cukup banyak akan tiba di usus sekaligus. Enzim yang berfungsi untuk mencerna gula (laktase) tersebut kemungkinan tidak dapat menangani sekian banyak gula susu sehingga bayi mengalami gejala intoleransi laktosa (bayi menangis, buang angin, kembung, BAB hijau dan berair). Hal ini dapat terjadi bahkan saat menyusu. Bayi-bayi ini tidak sedang mengalami intoleransi laktosa. Mereka memiliki masalah dengan laktosa karena kurangnya informasi yang ibu dapat mengenai menyusui. Ini bukan alasan untuk beralih ke susu formula bebas laktosa.
Apa itu Kolik? Dan Apa Penyebabnya?
Kolik berasal dari kata dalam bahasa Yunani, kolikos, yang bermaksud usus. Kolik berhubungan dengan ketidakmampuan sistem pencernaan bayi untuk mencerna makanannya.
Apabila Bayi Mengalami Kolik
* Tangisan yang lebih keras daripada kebiasaanya dan berpanjangan.
* Ketika menangis, dia kelihatan seperti membongkokkan badannya; menggenggam tangannya, dan menarik kedua kakinya ke perut.
* Mukanya merah ketika dia menangis atau menggeliat.
* Selalu ingin minum. Seperti tidak kenyang, padahal baru sahaja memberi ASI.
Adakah bayi yang diberikan susu formula lebih mudah mengalami kolik dibanding ASI?
Tidak selalu. Memang ada kemungkinan usus bayi menjadi peka terhadap susu formula , tapi bayi yang diberi ASI pun boleh terkena kolik. Pada bayi yang diberi ASI, kolik boleh terjadi kerana makanan yang diambil ibunya. Ibu yang menyusui sangat tidak digalakkan meminum susu lembu, atau makanan-makanan seperti kubis, brokoli, makanan pedas, coklat dan juga minuman yang mengandung caffeine dan alkohol.
Adakah bayi kesakitan kerana kolik?
Bayi yang terkena kolik akan merasa tidak selesa. Namun demikian, sebahagian besar doktor mengatakan bahawa "penderitaan" ibubapa yang melihat anaknya tidak henti menangis lebih besar dibandingkan dengan rasa sakit yang dirasakan bayi itu sendiri. Kolik boleh bertahan sampai usia bayi 3-4 bulan (sampai sistem pencernaannya kuat), tapi yang pasti kolik akan hilang. Dan kolik tidak mengganggu pertambahan berat badan pada bayi.
Bagaimana mengatasi bayi kolik?
1. Konsultasi dengan konselor laktasi dan dokter anak. Bila tidak ditemukan kelainan organik yang berbahaya, maka pikirkan penyebabnya adalah kolik.
2. Tenangkan bayi
Cara terbaik menenangkan bayi menangis adalah mendekapnya erat-erat, dengan gerakan dan tekanan lembut pada perutnya. Bisa juga dengan cara menggendong bayi tegak lurus, pada posisi duduk atau tegak lurus pada bahunya (tidak perlu dilakukan rutin, hanya bila bayi kolik). Peran Papa penting disini untuk menenangkan bayi, sambil diajak berjalan-jalan di sekitar rumah.
3. Perhatikan teknik menyusui
a. Pastikan bayi menyusu dengan perlekatan yang benar, agar foremilk sampai hindmilk didapatkan dengan sempurna. Jika Mama masih mengalami masalah dalam memosisikan bayi untuk menyusu dengan perlekatan yang benar, segera konsultasi dengan konselor laktasi.
b. Hindari menentukan jadwal pemberian ASI. Biarkan bayi menyusu sesuai kebutuhannya (on demand).
c. Biarkan bayi menyusu sampai tuntas pada satu payudara. Hal ini dapat dilihat dari bayi melepaskan sendiri payudara, tampak tenang dan kenyang atau tertidur. Jika bayi cenderung “ngempeng” di akhir, berikan tekanan ringan di payudara, jika bayi tidak menghisap berarti ia sudah kenyang, jika bayi langsung menghisap dengan kuat berari masih mau menyusu. Jika bayi sudah kenyang, lepaskan perlahan, dengan menaruh jari kelingking Mama di sudut mulut bayi.
d. Jika bayi masih lapar setelah selesai menyusu di 1 payudara (bisa saat growth spurt), susui di payudara sebelahnya. Sebaiknya tidak mencegah bayi untuk menyusu di payudara berikutnya bila ia masih lapar.
e. Jika bayi melepas payudara tiba-tiba karena aliran ASI yang deras, coba posisi menyusui berbaring seperti posisi IMD (inisiasi menyusu dini), dimana Mama berbaring telentang, bayi tengkurap di atas dada Mama. Bisa juga coba kembali susui bayi dengan perlekatan baik, kedua jari Mama (jari telunjuk dan jari tengah) menyerupai gunting tekan di atas areola untuk memperlambat aliran ASI yang deras.
f. Menyusui bayi dalam suasana nyaman, rileks. Lampu temaram, musik klasik yang menenangkan dapat menciptakan suasana kondusif yang nyaman untuk bayi.
4. Perhatikan diet
Kasus kolik pada bayi dapat disebabkan oleh alergi terhadap protein susu sapi yang didapat dari makanan ibu. Mama dapat pantang makanan dairy product yang mengandung protein susu sapi seperti keju, yoghurt, susu, dll. Coba pantang selama 7-10 hari. Bila kemudian kondisi bayi ternyata membaik, maka diet ibu yang bebas susu sapi harus terus dipertahankan selama 3-4 minggu atau mungkin lebih. Namun, bila dengan cara ini ternyata kolik pada bayi tidak mereda dalam waktu 4-5 hari, maka Mama dapat kembali ke diet semula. Karena berarti kolik itu bukan disebabkan oleh diet ibu.
5. Pijat bayi untuk bayi kolik. Lakukan pijatan ringan, bisa belajar di beberapa video pijat bayi dengan sumber terpercaya, dengan bidan atau konselor laktasi.
6. Susu formula bukan solusi dari masalah bayi kolik
Susu formula hanya akan menambah masalah gangguan pencernaan pada bayi sehat yang semula asi eksklusif mengalami kolik.
7. Dukungan suami dan keluarga
Dukungan suami penting disini, diharapkan keluarga yang tinggal serumah tenang dalam menghadapi bayi kolik. Mama bisa sharing masalah ini dengan teman-teman seperjuangan yang pernah mengalami masalah kolik pada bayinya.
Kolik tidak menyebabkan kerusakan besar bagi kesehatan anak-anak kecil. Hal ini tidak akan mempengaruhi kesehatan fisik, kesehatan mental atau kepribadian di masa depan. Sebagai orang tua, Anda tidak perlu merasa kesal dan menganggap bahwa bayi anda menangis begitu banyak karena Anda tidak mengambil perhatian baik dari dia. Pada tahap ini, ibu bayi harus menenangkan kecemasannya agar tidak mengganggu bayi dan memperburuk masalah.
sebelumnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar